Skenario 1: Sampah di SekolahDi SD Islam Baitussalam, setiap kelas memiliki tempat sampah yang besar tanpa pemisahan untuk sampah organik dan anorganik. Siswa membuang sisa makanan, botol plastik, dan kertas ke dalam tempat sampah yang sama. Ketiadaan pemisahan sampah menyebabkan masalah ketika sampah dikumpulkan karena sulit untuk memilah sampah yang bisa didaur ulang.Skenario 2: Pengumpulan Sampah oleh Petugas SekolahPetugas sekolah mengumpulkan sampah dari berbagai tempat di sekolah menggunakan kereta dorong sampah. Semua sampah dikumpulkan dalam satu wadah besar. Petugas mengalami kesulitan dalam memilah sampah karena semuanya tercampur. Beberapa bahan daur ulang menjadi tidak berguna.Skenario 3: Tempat Pembuangan Sampah SekolahSampah dikumpulkan di area pembuangan sampah sekolah yang mulai menumpuk. Sampah yang tidak terkelola dengan baik menciptakan bau tidak sedap dan menarik perhatian hewan. Dengan semakin banyaknya sampah, area pembuangan menjadi tidak sehat dan mengganggu lingkungan sekitar.Skenario 4: Daur Ulang di SekolahSekolah mulai menerapkan program daur ulang dengan menyiapkan tempat sampah khusus untuk bahan daur ulang seperti kertas, plastik, dan logam. Siswa diberi tahu cara memilah sampah dengan benar. Beberapa siswa masih kesulitan mengikuti sistem pemisahan, menyebabkan campuran bahan yang tidak diinginkan dalam wadah daur ulang.Skenario 5: Kampanye Pengelolaan Sampah di SekolahSekolah mengadakan kampanye kesadaran tentang pengelolaan sampah yang melibatkan semua siswa dan guru. Mereka mendiskusikan cara-cara pemisahan sampah yang benar, manfaat daur ulang, dan cara mengurangi sampah. Ada tantangan dalam memastikan semua anggota sekolah mengikuti aturan baru dan menerapkan kebiasaan baik secara konsisten.PenutupSetelah beberapa bulan, hasil dari program pengelolaan sampah sekolah mulai terlihat. Sampah terkelola dengan lebih baik, area pembuangan sampah lebih bersih, dan daur ulang meningkat. Lingkungan sekolah menjadi lebih sehat dan bersih.