kisah inpiratif
rijal konveksi
Suatu ketika, ada seorang pemuda bernama Budi. Budi adalah seseorang yang penuh dengan impian besar. Namun, setiap kali ia ingin memulai sesuatu, rasa malas selalu menghantui. Impian-impian itu seolah selalu berada di depan matanya, tetapi langkah kakinya terasa berat untuk bergerak. Hingga suatu hari, hidupnya berubah ketika ia bertemu dengan seorang guru bijak yang memberinya pelajaran berharga.Budi bertemu dengan seorang guru yang terkenal bijaksana di desanya. Guru itu menanyakan satu pertanyaan sederhana, 'Mengapa kamu tidak bergerak menuju impianmu, Budi?' Budi menjawab dengan jujur, 'Saya malas, Pak Guru. Setiap kali saya berpikir untuk memulai, rasa malas datang dan menghalangi langkah saya.' Guru itu tersenyum dan berkata, 'Malas itu seperti batu besar yang menghalangi jalanmu. Tapi ada cara untuk menghancurkan batu itu.'Sang guru kemudian berbagi rahasia kepada Budi. 'Setiap kali rasa malas datang, tanyakan pada dirimu sendiri, Apakah saya siap membayar harga atas kemalasan ini?' Harga yang dimaksud adalah kesempatan yang terlewat, impian yang tak tercapai, dan waktu yang hilang selamanya. Dengan pertanyaan ini, Budi mulai memahami bahwa malas bukan hanya tentang menunda pekerjaan, tetapi juga tentang memilih untuk kehilangan kesempatan.Dengan rahasia dari sang guru, Budi mulai mengubah hidupnya. Setiap kali rasa malas menghampiri, ia ingat harga yang harus dibayar. Ia mulai membuat rutinitas harian yang sederhana, seperti bangun lebih awal, menulis daftar tugas, dan menetapkan tujuan kecil setiap hari. Perlahan-lahan, ia mulai melihat perubahan besar. Impian yang dulu terasa jauh, kini mulai terwujud satu per satu.